Keluarnya Yajuj dan Majuj di Akhir Zaman
Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di Akhir Zaman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada Sabtu, 29 Shafar 1442 H / 17 Oktober 2020 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di Akhir Zaman
Ahlus Sunnah meyakini tentang adanya Ya’juj dan Ma’juj yang mereka akan keluar di akhir zaman. Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia biasa seperti layaknya manusia lainnya. Mereka mirip dengan bangsa at-Turk (mereka adalah orang kafir), dengan mata sipit, berhidung pesek, berambut pirang, sekalipun bentuk dan kulit mereka bervariasi.
Fitnah ini terjadi pada masa Nabi ‘Isa bin Maryam ‘Alaihis Sallam setelah ‘Isa bin Maryam ‘Alaihis Sallam membunuh Dajjal, lalu Allah membinasakan mereka semua dalam satu malam berkat do’anya Nabi ‘Isa bin Maryam atas mereka.
Ya’juj dan Ma’juj ini satu kelompok yang sangat jahat sekali dan merusak di muka bumi ini. Mereka sudah ada dari mulai zamannya Dzulqarnain yang disebutkan oleh Allah dalam surat Al-Kahfi dan juga dalam surat Al-Anbiya’.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
حَتَّىٰ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
“Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang kafir terbelalaklah. (Mereka berkata): ‘Alangkah celakanya kami, sesungguhnya kami benar-benar lalai tentang ini, bahkan kami benar-benar orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiyaa’[21]: 96-97)
Juga firman Allah ‘Azza wa Jalla:
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ و مَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا َقَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا
“Kemudian Dzulqarnain menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak bisa memahami pembicaraan. Mereka berkata: ‘Wahai Dzulqarnain, sungguh Ya’juj dan Ma’juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami memberikan imbalan bagimu agar engkau membuat dinding penghalang antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dianugerahkan oleh Rabb kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuat dinding penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila (potongan) besi itu telah terpasang sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, Dzulqarnain berkata: ‘Tiuplah (api itu).’ Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti ) api, dia pun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak dapat mendakinya dan tidak (pula) dapat melubanginya. Dzulqarnain berkata: ‘(Dinding) ini adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila janji Rabbku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Rabbku itu benar.’ Dan pada hari itu Kami biarkan mereka berbaur antara yang satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup lagi, akan Kami kumpulkan mereka semuanya.” (Al-Kahfi[18]: 92-99)
Dzulqarnain ini ribuan tahun sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Masanya hampir sama dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam. Dzulqarnain ini adalah seorang hamba yang shalih, seorang raja yang adil, bukan seorang Nabi. Dan Allah telah memberikan kekuasaan kepadanya. Seperti yang Allah sebutkan dalam firmanNya:
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِن كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا ﴿٨٤﴾
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kedudukan (artinya kerajaan) kepada Dzulqarnain di muka bumi, dan Kami memberikan berbagai macam ilmu kepada Dzulqarnain.” (QS. Al-Kahfi[18]: 84)
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj sedang berusaha keras melubangi dinding setiap hari, sampai apabila mereka melihat sinar matahari, pemimpin mereka berkata: ‘Pulanglah, kalian akan melubanginya besok.’ Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla mengembalikan lubang itu kembali tertutup bahkan lebih kuat daripada kemarin. Sehingga jika waktunya telah tiba, Allah akan mengirimkan mereka kepada manusia sesuai dengan keinginan Allah, maka mereka kembali melubanginya. Sehingga apabila mereka melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berseru: ‘Pergilah, kalian akan melubanginya besok, insya Allah. Kemudian mereka kembali hendak melubanginya, dan ternyata dinding itu sudah seperti keadaan semula saat mereka tinggalkan kemarin. Tapi mereka terus melubanginya dan (akhirnya) berhasil keluar menyerbu manusia. Mereka mengeringkan air dan orang-orang berlindung di benteng-benteng. Mereka melepaskan anak panahnya ke langit, lalu anak-anak panah itu kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata dengan sombong: “Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan langit.” Kemudian Allah mengirimkan sejenis ulat pada tengkuk mereka hingga mereka mati. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya binatang melata di bumi akan menjadi kenyang dan gemuk karena dapat makan daging dan darah mereka.`” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Al-Hakim)
Jadi tentang Ya’juj dan Ma’juj, ini adalah setelah Nabi ‘Isa membunuh Dajjal. Setelah membunuh Dajjal, Nabi ‘Isa menunaikan ibadah haji seperti yang sudah kita bahas. Setelah itu selesai, Nabi ‘Isa disuruh oleh Allah untuk membawa kaum muslimin ke atas gunung Thur. Disebutkan dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an ketika menyebutkan tentang Dajjal:
حَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ
“Maka lindungi hamba-hambaKu ke gunung Thur.” (HR. Muslim)
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download Mp3 Kajian Tentang Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di Akhir Zaman
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49239-keluarnya-yajuj-dan-majuj-di-akhir-zaman/